12 T Untuk Irigasi, Kementan Genjot Swasembada Pangan
2 min readINDRAMAYU – Pemerintah menganggarkan dana sebesar 12 triliun rupiah untuk perbaikan irigasi primer, sekunder dan tersier di seluruh Indonesia. Hal tersebut diungkap Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman dalam dialog dengan petani, Kepala Desa, Kepala Dusun di Kabupaten Indramayu pada kunjungan kerja di Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kamis (19/12/2024).
Menurut Amran hal tersebut telah disetujui Presiden. Untuk itu Mentan Amran berharap agar Bupati dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) segera mendata irigasi – irigasi yang rusak dan segera melaporkannya.
” Bupati, irigasi tersier, sekunder primer ini akan kita perbaiki dan dianggarkan 12 triliun seluruh Indonesia. Diperbaiki semua, lapor cepat . Hati – hati terlambat lapor itu tidak dapat, tidak kebagian. Lapor semua yang rusak tersier, primer, sekunder, lapor cepat, ” tegasnya.
Ia meminta BBWS mengatur penyaluran air untuk petani, sehingga indeks pertanaman di Kabupaten Indramayu bisa meningkat.
“ BBWS usahakan sembilan bendungan. Bapak ini berhasil kalau sembilan bendungan ini kering. Keringkan itu, keluarkan semua airnya supaya jadi padi. Kalau sudah jadi beras, dihitung nanti di Syurga, bapak sudah cetak beras, BBWS, merah putih,“ ucapnya.
Untuk diketahui Kabupaten Indramayu yang menjadi lokasi kunjungan kerja Menteri Pertanian merupakan salah satu lokasi percontohan program modernisasi pertanian Indonesia. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian melalui penggabungan inovasi teknologi dan keterlibatan generasi muda dan korporasi petani.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Oleh karena itu penting mendorong regenerasi petani guna menyokong ketahanan pangan.
”Petani-petani yang ada saat ini sudah semakin berumur, dan perlu dilakukan regenerasi, ”kata Santi.
Terkait korporasi Sukim Supandi Kepala Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi yang juga Penanggung Jawab pertanian modern di Kabupaten Indramayu menyatakan pengembangan pertanian padi modern, dilakukan di atas lahan seluas 10.000 hektar.
Lahan tersebut tersebar di Kecamatan Cikedung (1.500 hektar), Lelea (2.000 hektar), Widasari (1.500 hektar), Tukdana (3.000 hektar), dan Bangodua (2.000 hektar).
Kata Sukim, pertanian modern di Indramayu melibatkan koperasi-koperasi yang ada di wilayah pengembangan pertanian modern yang selanjutnya membentuk korporasi dengan pengembangan usaha yang mendukung pertanian modern. (BBPMKP/Regi)